Kamis, 03 April 2014

Makassar

Makassar memang
menawarkan daya tarik tersendiri,
apalagi Makassar merupakan
sebuah kota besar di propinsi
Sulawesi Selatan. Adapun kota
Makassar ini menjadi sebuah
destinasi wisata yang peminatnya
juga banyak sekali dari berbagai
kota kecil di sekitarnya.

Pantai Losari
Pantai Losari merupakan icon Kota
Makassar. Pantai ini dulunya merupakan
pantai dengan meja terpanjang di dunia,
karena warung-warung tenda yang berjejer
di sepanjang tanggul pantai. Namun saat ini
warung-warung tersebut telah direlokasi ke
tempat yang tidak jauh dari kawasan
wisata. Pemerintah Kota Makassar telah
memperindah pantai ini dengan membuat
anjungan, sehingga lebih bersih dan nyaman
untuk dikunjungi. Di sekitar pantai ini
terdapat banyak kafe-kafe dan restoran
yang menyajikan makanan laut yang masih
segar. Selain itu, pengunjung juga dapat
menikmati makanan khas Kota Makassar,
seperti pisang epek, pisang ijo, coto
Makassar, sop konro, dan lain sebagainya.
Disepanjang pantai banyak juga terdapat
penginapan, baik hotel kelas melati sampai
hotel berbintang. Terdapat juga rumah sakit
dan pusat perbelanjaan emas serta
kerajinan/souvenir khas Makassar. Lokasi
pantai ini terletak di Jantung Kota Makasar,
yaitu di Jalan Penghibur sebelah barat Kota
Makassar.

Fort Rotterdam
Fort Rotterdam ini awalnya dibangun pada
tahun 1545 oleh Raja Gowa X dengan nama
Benteng Ujung Pandang. Di dalamnya
terdapat rumah panggung khas Gowa di
mana Raja dan keluarganya tinggal. Pada
saat Belanda menguasai are Banda dan
Maluku, mereka mutuskan untuk
manaklukkan Kerajaan Gowa agar armada
dagang VOC dapat masuk dan merapat dengan mudah di Sulawesi. Dalam usahanya menaklukkan Gowa, Belanda menyewa pasukan dari Maluku. Selama setahun lebih Benteng digempur, akhirnya Belanda berhasil masuk serta menghancurkan rumah Raja dan seisi Benteng. Pihak Belanda memaksa sultan Hasanuddin untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, dimana salah satu pasal dalam perjanjian tersebut mewajibkan Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng kepada Belanda. Setelah Benteng diserahkan kepada Belanda, Benteng kembali dibangun dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda kemudian namanya diubah menjadi Ford Rotterdam. Benteng ini kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di Wilayah Indonesia Timur.

Pada masa penjajahan Jepang, Benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian TNI dijadikan sebagai pusat komando. Dan sekarang Benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni. Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar