"Hidup ini seperti mendaki gunung, kita harus tau gunung mana yang akan kita daki. Kemudian kita harus siapin bekal yang cukup untuk mendaki gunung itu"
Setelah itu saya diam dan berfikir sejanak
apa yang diucapkannya tadi.
Saya pikir ada benarnya juga, selama ini kita
tidak pernah bisa menterjemahkan dengan
baik apa yang menjadi tujuan kita.
Selama ini saya pun begitu, saya melewati
hari-hari saya seperti sebuah rutinitas dan
bukan seperti sedang berjalan ke sebuah
tujuan.
Kemudian saya bertanya pada diri saya
"Gunung mana yang akan saya daki?",
"Sejauh mana persiapan saya?".
Tapi tetap saya tidak bisa menemukan
jawabanya.
Mungkin sebagaian dari kita terlalu sibuk
menyiapkan bekal tanpa tau gunung mana
yang akan di daki.
Tidak mungkin mendaki Mount Everest
dengan bekal mendaki ke Gunung Semeru
atau pun sebaliknya, akan sangat tidak
berguna juga dengan banyak bekal tapi
mendaki Gunung dengan tingkat kesulitan
yang rendah.
Yang saya dapat dari filosofi teman saya
malam ini adalah mimpi / cita-cita kita akan
selalu berbanding lurus dengan persiapan
untuk menggapainya.
Dan setelah ini saya akan menentukan
Gunung mana yang akan saya daki, agar
saya mampu mempersiapkan segalanya
secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar