Sabtu, 19 April 2014

TITIK

Setiap kalimat pasti diakhiri oleh titik.
.
.
.
.
.
...........................................................

Apa titik itu?

Begitu juga dengan kehidupan, pasti ada titiknya...

Jumat, 11 April 2014

Gunung


"Hidup ini seperti mendaki gunung, kita harus tau gunung mana yang akan kita daki. Kemudian kita harus siapin bekal yang cukup untuk mendaki gunung itu"

Setelah itu saya diam dan berfikir sejanak
apa yang diucapkannya tadi.
Saya pikir ada benarnya juga, selama ini kita
tidak pernah bisa menterjemahkan dengan
baik apa yang menjadi tujuan kita.
Selama ini saya pun begitu, saya melewati
hari-hari saya seperti sebuah rutinitas dan
bukan seperti sedang berjalan ke sebuah
tujuan.
Kemudian saya bertanya pada diri saya
"Gunung mana yang akan saya daki?",
"Sejauh mana persiapan saya?".
Tapi tetap saya tidak bisa menemukan
jawabanya.
Mungkin sebagaian dari kita terlalu sibuk
menyiapkan bekal tanpa tau gunung mana
yang akan di daki.
Tidak mungkin mendaki Mount Everest
dengan bekal mendaki ke Gunung Semeru
atau pun sebaliknya, akan sangat tidak
berguna juga dengan banyak bekal tapi
mendaki Gunung dengan tingkat kesulitan
yang rendah.
Yang saya dapat dari filosofi teman saya
malam ini adalah mimpi / cita-cita kita akan
selalu berbanding lurus dengan persiapan
untuk menggapainya.
Dan setelah ini saya akan menentukan
Gunung mana yang akan saya daki, agar
saya mampu mempersiapkan segalanya
secara maksimal.

Secangkir Kopi

Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni
menjumpai guru sekolah mereka dulu.
Melihat para alumni tersebut ramai-ramai
membicarakan kesuksesan mereka, guru
tersebut segera ke dapur dan mengambil
seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi
yang berbeda-beda.
Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal,
kaca, melamin dan plastik.
Guru tersebut menyuruh para alumni untuk
mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing-masing alumni sudah mengisi
cangkirnya dengan kopi, guru berkata:
"Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih
cangkir yang bagus dan kini yang tersisa
hanyalah cangkir yang murah dan tidak
menarik.
Memilih hal yang terbaik adalah wajar &
manusiawi.
Namun persoalannya, ketika kalian tidak
mendapatkan cangkir yang bagus perasaan
kalian mulai terusik.
Kalian secara otomatis melihat cangkir yang
dipegang orang lain & mulai
membandingkannya. Pikiran kalian terfokus
pada cangkir, padahal yang kalian nikmati
bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.
'Hidup kita seperti kopi dalam analogi di atas,
sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan,
jabatan, dan harta benda yang kita miliki.
Jangan pernah membiarkan cangkir
mempengaruhi kopi yang kita nikmati.'
Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi
itulah yang terpenting.
Jangan pernah berpikir bahwa kekayaan yang
melimpah, karier yang bagus & pekerjaan
yang mapan merupakan jaminan kebahagiaan
kita.
Itu konsep yang sangat keliru. Kualitas hidup
kita ditentukan oleh 'Apa yang ada di dalam'
bukan "Apa yang kelihatan dari luar".
Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun
kita tidak pernah merasakan damai dan
kebahagiaan di dalam kehidupan kita? Itu
sangat menyedihkan, karena itu sama seperti
kita menikmati kopi basi yang disajikan di
sebuah cangkir kristal yang mewah dan
mahal.
"Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa
bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus
kualitas kopinya."

Kamis, 03 April 2014

SRIGALA

Srigala vs Manusia
Banyak persamaan sifat manusia yang dipunyai serigala (baik/buruk).
Ya memang, sifat manusia terkadang dimiripkan dengan hewan, terutama serigala. Tapi, bagaimana jika srigala melawan manusia (dalam arti luas, tidak hanya berkelahi)? Jawabannya jelas manusia yang menang. Bahkan bisa dikatakan manusialah yang paling menang dan paling kejam karena pada dasarnya manusia itu pasti memiliki sifat tamak, rakus dll. Dalam kenyataannya memang seperti itu, bahwa manusia itu lebih kejam daripada hewan yang paling buas sekalipun contoh serigala.

Akan tetapi, ada filosofi lain yang bersifat baik dari serigala salah satunya baiknya, ketika mereka mengaum/meraung selalu menghadap keatas itu salah satu bukti selalu ingat kepada pencipta-Nya. Bagaimana dengan manusia? Manusia sangat beragam, karena manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, dari kemampuan berpikir inilah yang membuat manusia ada yang lalai ada yang ingat pada Tuhan. Dari situlah kita sebagai manusia harusnya bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuha kepada manusia. Maka dari itu manusia yang baik adalah manusia yang selalu ingat kepada Tuhan dan bersyukur atas apa yang telah diberikan tuha kepada kita.

Makassar

Makassar memang
menawarkan daya tarik tersendiri,
apalagi Makassar merupakan
sebuah kota besar di propinsi
Sulawesi Selatan. Adapun kota
Makassar ini menjadi sebuah
destinasi wisata yang peminatnya
juga banyak sekali dari berbagai
kota kecil di sekitarnya.

Pantai Losari
Pantai Losari merupakan icon Kota
Makassar. Pantai ini dulunya merupakan
pantai dengan meja terpanjang di dunia,
karena warung-warung tenda yang berjejer
di sepanjang tanggul pantai. Namun saat ini
warung-warung tersebut telah direlokasi ke
tempat yang tidak jauh dari kawasan
wisata. Pemerintah Kota Makassar telah
memperindah pantai ini dengan membuat
anjungan, sehingga lebih bersih dan nyaman
untuk dikunjungi. Di sekitar pantai ini
terdapat banyak kafe-kafe dan restoran
yang menyajikan makanan laut yang masih
segar. Selain itu, pengunjung juga dapat
menikmati makanan khas Kota Makassar,
seperti pisang epek, pisang ijo, coto
Makassar, sop konro, dan lain sebagainya.
Disepanjang pantai banyak juga terdapat
penginapan, baik hotel kelas melati sampai
hotel berbintang. Terdapat juga rumah sakit
dan pusat perbelanjaan emas serta
kerajinan/souvenir khas Makassar. Lokasi
pantai ini terletak di Jantung Kota Makasar,
yaitu di Jalan Penghibur sebelah barat Kota
Makassar.

Fort Rotterdam
Fort Rotterdam ini awalnya dibangun pada
tahun 1545 oleh Raja Gowa X dengan nama
Benteng Ujung Pandang. Di dalamnya
terdapat rumah panggung khas Gowa di
mana Raja dan keluarganya tinggal. Pada
saat Belanda menguasai are Banda dan
Maluku, mereka mutuskan untuk
manaklukkan Kerajaan Gowa agar armada
dagang VOC dapat masuk dan merapat dengan mudah di Sulawesi. Dalam usahanya menaklukkan Gowa, Belanda menyewa pasukan dari Maluku. Selama setahun lebih Benteng digempur, akhirnya Belanda berhasil masuk serta menghancurkan rumah Raja dan seisi Benteng. Pihak Belanda memaksa sultan Hasanuddin untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, dimana salah satu pasal dalam perjanjian tersebut mewajibkan Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng kepada Belanda. Setelah Benteng diserahkan kepada Belanda, Benteng kembali dibangun dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda kemudian namanya diubah menjadi Ford Rotterdam. Benteng ini kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di Wilayah Indonesia Timur.

Pada masa penjajahan Jepang, Benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian TNI dijadikan sebagai pusat komando. Dan sekarang Benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni. Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.